Oli Mobil

Efek Mengganti Oli Mineral ke Sintetis: Apa yang Terjadi?

Seiring berkembangnya teknologi mesin dan meningkatnya kesadaran pengguna mobil terhadap pentingnya pelumasan yang optimal, semakin banyak pemilik kendaraan yang mulai beralih dari oli mineral ke oli sintetis.

Namun, di balik tren ini, masih ada keraguan dan mitos seputar dampak dari pergantian tersebut. Artikel ini akan mengupas secara ilmiah dan praktis apa yang sebenarnya terjadi saat Anda mengganti oli mineral ke sintetis.


Apa Itu Oli Mineral dan Oli Sintetis?

Oli Mineral

Oli mineral adalah pelumas yang berasal dari hasil penyulingan minyak bumi. Struktur molekulnya tidak seragam dan cenderung memiliki kandungan sulfur serta kotoran lebih tinggi. Meski harganya lebih terjangkau, oli mineral kurang tahan terhadap suhu ekstrem dan memiliki umur pakai lebih pendek.

Oli Sintetis

Oli sintetis, khususnya yang berbasis PAO (Group IV) atau ester (Group V), merupakan hasil sintesis kimiawi yang menghasilkan molekul seragam, stabil, dan tahan terhadap suhu ekstrem. Oli ini dikenal memiliki pelumasan lebih optimal, tahan oksidasi, dan umur pakai lebih panjang.


Apa yang Terjadi Saat Beralih dari Oli Mineral ke Sintetis?

1. Peningkatan Performa Mesin

Karena oli sintetis memiliki koefisien gesek yang lebih rendah, gesekan antar komponen mesin berkurang. Hasilnya:

  • Tarikan mesin lebih halus
  • Akselerasi meningkat
  • Suara mesin lebih senyap

Studi: Menurut SAE Technical Paper Series (2018), penggunaan oli PAO dapat meningkatkan efisiensi mesin sebesar 1,5–3% dibanding oli mineral.

2. Pembersihan Residu dari Oli Lama

Oli sintetis mengandung aditif detergent dan dispersant yang lebih aktif. Saat pertama kali digunakan, oli sintetis akan membersihkan:

  • Sludge dari oli mineral lama
  • Karbon di dinding silinder
  • Endapan di jalur oli

Efek ini dapat menyebabkan oli sintetis tampak lebih cepat menghitam di pemakaian awal—hal ini normal dan justru menunjukkan bahwa pelumas bekerja efektif.

3. Pengurangan Konsumsi Bahan Bakar

Oli sintetis mengurangi beban kerja mesin. Dengan demikian, konsumsi bahan bakar pun lebih efisien.

Bukti Lapangan: Pengguna Honda Mobilio 2019 melaporkan efisiensi BBM meningkat dari 13,1 km/l ke 14,4 km/l setelah beralih ke Shell Helix Ultra 5W-30.

4. Pengurangan Overheat dan Perlindungan Saat Macet

Salah satu keunggulan oli sintetis adalah stabilitas suhu. Mobil yang sering terjebak macet atau digunakan untuk perjalanan jauh sangat diuntungkan:

  • Suhu mesin lebih stabil
  • Tidak mudah menguap
  • Mencegah overheating saat idle

5. Interval Ganti Lebih Panjang

Oli mineral umumnya diganti setiap 3.000–4.000 km. Sementara oli sintetis tahan hingga 8.000–10.000 km (tergantung kondisi pemakaian dan jenis mesin).


Efek Samping yang Perlu Diperhatikan

1. Kebocoran pada Mesin Tua

Oli sintetis memiliki molekul yang lebih kecil dan dapat menyusup ke celah-celah seal mesin yang sudah getas. Akibatnya:

  • Bisa muncul rembesan oli
  • Tidak cocok untuk mobil tahun 90-an jika belum diperbaiki seal-nya

Solusi:

  • Lakukan flushing
  • Ganti seal valve cover, gasket oil pan, dan seal crankshaft jika perlu

2. Oli Lebih Cepat Hitam pada Penggantian Pertama

Karena fungsi detergennya tinggi, oli sintetis akan membersihkan residu sisa oli mineral. Ini bukan berarti kualitasnya jelek, justru menunjukkan pelumas bekerja.


Tips Aman Mengganti dari Oli Mineral ke Sintetis

  1. Gunakan Flushing Oil: Untuk membersihkan sisa oli mineral dan sludge.
  2. Ganti Filter Oli: Selalu gunakan filter baru saat penggantian pertama.
  3. Gunakan Viskositas yang Sama: Contoh: Jika sebelumnya pakai 10W-30 mineral, gunakan 10W-30 sintetis terlebih dahulu.
  4. Pantau Kondisi Mesin: Perhatikan kebocoran, warna oli, dan suara mesin.

Studi & Referensi Ilmiah

  1. SAE International. (2018). Engine Friction Reduction Using Synthetic Lubricants.
  2. API. (2022). Engine Oil Licensing & Certification Systemwww.api.org
  3. Lubrizol Corp. (2020). Transitioning Between Oil Types: Additive System Compatibility.
  4. Motul Tech Paper. (2019). Effect of Synthetic Oils on Engine Cleanliness.

FAQ: Mengganti Oli Mineral ke Sintetis

1. Apakah mesin lama bisa pakai oli sintetis?

Bisa, tapi perlu diperiksa apakah seal dan gasket masih dalam kondisi baik. Jika banyak kebocoran, sebaiknya dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

2. Apakah harus flushing saat ganti oli ke sintetis?

Disarankan, tapi tidak wajib. Flushing membantu membersihkan residu oli lama dan mempercepat adaptasi oli sintetis.

3. Apakah boleh bolak-balik antara oli mineral dan sintetis?

Boleh, tapi tidak disarankan. Perbedaan aditif bisa menurunkan efektivitas pelumas jika dicampur.

4. Kenapa oli sintetis lebih mahal?

Proses produksinya lebih kompleks, bahan dasar lebih murni, dan aditif lebih canggih. Namun, interval ganti yang lebih panjang menjadikannya ekonomis dalam jangka panjang.

5. Kapan saya harus mengganti oli setelah beralih ke sintetis?

Untuk penggantian pertama, lakukan lebih awal di 5.000 km untuk menghindari efek pembersihan awal yang ekstrem. Setelah itu, bisa perpanjang ke 8.000–10.000 km.


Kesimpulan

Mengganti oli mineral ke oli sintetis adalah langkah cerdas untuk meningkatkan performa, perlindungan, dan efisiensi kendaraan modern. Meskipun ada beberapa penyesuaian awal seperti perubahan warna oli atau kemungkinan rembesan kecil, hal tersebut bisa dikendalikan dengan prosedur yang tepat.

Jika Anda ingin menjaga mesin tetap optimal dalam jangka panjang, oli sintetis seperti Axson Lube PAO Series atau Shell Helix Ultra adalah pilihan terbaik.

Investasi pada pelumas yang baik akan menghindarkan Anda dari biaya servis besar akibat kerusakan mesin. Dan yang paling penting, kenyamanan berkendara akan meningkat secara signifikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *