Memilih oli motor tidak sekadar memilih merek atau harga, tetapi juga memahami spesifikasi teknis yang tertera pada kemasan. Salah satu yang paling penting adalah kode SAE, seperti 10W-40 dan 20W-50, yang menunjukkan tingkat kekentalan (viskositas) oli pada suhu tertentu.
Banyak pemilik motor masih bingung membedakan kedua spesifikasi ini dan sering kali bertanya: “Mana yang lebih baik untuk motor saya?” Artikel ini akan mengupas secara mendalam arti kode SAE, perbedaan 10W-40 dan 20W-50, dampaknya pada mesin, dan panduan profesional kapan harus menggunakan masing-masing jenis oli.
2. Memahami SAE dan Viskositas Oli
a. Apa itu SAE?
SAE (Society of Automotive Engineers) adalah lembaga internasional yang menetapkan standar viskositas oli. Kode seperti 10W-40 atau 20W-50 menunjukkan bagaimana oli motor berperilaku dalam kondisi suhu dingin (W = Winter) dan panas.
b. Cara Membaca Kode
-
Angka pertama (10 atau 20): Menunjukkan viskositas oli saat suhu dingin. Semakin kecil angka, semakin encer oli pada suhu rendah.
-
Huruf W (Winter): Menandakan kemampuan oli untuk mengalir pada cuaca dingin.
-
Angka kedua (40 atau 50): Menunjukkan viskositas oli saat suhu mesin mencapai kondisi kerja (panas). Semakin besar angka, semakin kental oli pada suhu tinggi.
Contoh:
-
10W-40 → Encer saat dingin, sedang saat panas.
-
20W-50 → Lebih kental saat dingin maupun panas.
3. Perbedaan Teknis 10W-40 vs 20W-50
| Aspek | SAE 10W-40 | SAE 20W-50 |
|---|---|---|
| Kekentalan saat dingin | Lebih encer, cepat melumasi mesin | Lebih kental, pelumasan lebih lambat |
| Kekentalan saat panas | Sedang, menjaga aliran oli stabil | Sangat kental, cocok untuk suhu ekstrem |
| Efisiensi bahan bakar | Lebih hemat | Sedikit lebih boros |
| Perlindungan aus | Baik | Lebih baik untuk beban berat |
| Penggunaan umum | Motor modern, injeksi, RPM tinggi | Motor tua, mesin besar, cuaca panas |
4. Faktor yang Menentukan Pemilihan Oli
a. Usia dan Desain Mesin
-
Mesin modern memiliki toleransi celah piston lebih sempit → membutuhkan oli encer (10W-40).
-
Mesin lama (lebih dari 10 tahun) dengan celah piston longgar → membutuhkan oli lebih kental (20W-50) untuk menjaga tekanan oli.
b. Kapasitas Mesin dan Beban
-
Motor kecil (110–150cc): 10W-40 untuk respons cepat dan hemat BBM.
-
Motor besar atau mesin pendingin udara yang sering membawa beban berat: 20W-50 untuk melindungi komponen dari gesekan.
c. Iklim dan Kondisi Lingkungan
-
Daerah dingin atau suhu rendah: 10W-40 lebih baik karena mudah mengalir saat start pagi.
-
Daerah panas atau tropis seperti Indonesia: 20W-50 bisa memberikan perlindungan ekstra pada suhu mesin tinggi.
d. Gaya Berkendara
-
Berkendara harian, lalu lintas macet: 10W-40 lebih responsif.
-
Touring jarak jauh, membawa barang, atau riding di medan berat: 20W-50 lebih cocok.
5. Dampak Salah Menggunakan Oli
-
Menggunakan 20W-50 pada mesin modern kecil
-
Oli terlalu kental → pelumasan lambat
-
Mesin terasa berat → konsumsi BBM meningkat
-
Risiko overheat karena oli sulit bersirkulasi
-
-
Menggunakan 10W-40 pada mesin tua atau panas ekstrem
-
Oli terlalu encer → tekanan oli rendah
-
Komponen aus lebih cepat
-
Oli menguap lebih cepat, perlu sering ditambah
-
6. Studi Kasus Lapangan
Uji coba oleh GridOto Test Lab (2023) pada dua motor identik (150cc manual):
-
Motor A menggunakan 10W-40
-
Motor B menggunakan 20W-50
Hasil:
-
Motor A lebih hemat BBM 7%
-
Motor B lebih stabil pada perjalanan jarak jauh dan suhu mesin lebih dingin 5°C
-
Mesin motor A terdengar lebih halus pada start dingin
Kesimpulan: 10W-40 unggul pada penggunaan harian, 20W-50 lebih cocok untuk kondisi berat atau mesin tua.
7. Rekomendasi Berdasarkan Jenis Motor
| Jenis Motor | SAE Rekomendasi |
|---|---|
| Motor matic modern | 10W-30 / 10W-40 |
| Motor manual harian | 10W-40 |
| Motor sport 150–250cc | 10W-40 atau 15W-50 |
| Motor tua / klasik | 20W-50 |
| Touring jarak jauh | 20W-50 (pendingin udara) |
8. Rekomendasi Merek Oli
-
Axson Lube Racing 10W-40 → untuk motor sport dan harian
-
Federal Ultratec 20W-50 → untuk mesin lama atau panas
-
Motul 7100 10W-40 → full sintetik, performa tinggi
-
Shell Advance AX7 15W-50 → touring jarak jauh
-
Yamalube Super Matic 10W-40 → motor matic
9. Tips Profesional dalam Memilih dan Mengganti Oli
-
Selalu ikuti buku manual pabrikan
-
Jangan mencampur dua viskositas berbeda
-
Gunakan oli dengan API dan JASO sesuai rekomendasi
-
Ganti oli sesuai jarak tempuh atau waktu yang dianjurkan
-
Periksa kondisi oli secara rutin, terutama pada mesin tua
10. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Q: Apakah 20W-50 bisa digunakan untuk semua motor?
A: Tidak. Motor modern dengan celah piston sempit lebih baik menggunakan 10W-40 agar pelumasan optimal.
Q: Apakah 10W-40 lebih baik dari 20W-50?
A: Tidak selalu. 10W-40 unggul untuk mesin baru dan ringan, sementara 20W-50 unggul untuk mesin lama, panas, dan beban berat.
Q: Apa yang terjadi jika salah memilih viskositas?
A: Mesin bisa mengalami overheat, aus lebih cepat, konsumsi BBM meningkat, dan kinerja menurun.
Q: Apakah oli full sintetik selalu lebih baik?
A: Full sintetik memberikan perlindungan maksimal, tapi viskositas tetap harus sesuai dengan rekomendasi mesin.
Q: Apakah bisa mencampur 10W-40 dan 20W-50?
A: Tidak disarankan. Mencampur viskositas mengubah karakteristik oli dan dapat menurunkan kinerja pelumasan.
11. Referensi
-
SAE International – www.sae.org
-
API Lubricants Standard – www.api.org
-
Mobil™ Technical Guide – “Understanding Viscosity” (2024)
-
GridOto Test Lab – Uji Performa Oli 10W-40 vs 20W-50 (2023)
-
Motul Oil Handbook (2023)
-
Shell Advance Technical Bulletin (2024)
-
Federal Oil Academy – “Panduan Memilih Viskositas Oli”