Oli Industri

Standar Internasional (ISO, DIN, SAE) untuk Oli Industri

Dalam industri modern, pemilihan dan penggunaan oli industri tidak bisa dilakukan sembarangan. Untuk memastikan kualitas, keamanan, dan kompatibilitas pelumas industri terhadap berbagai mesin dan sistem, digunakan standar internasional seperti ISO, DIN, dan SAE. Standar ini memberikan klasifikasi teknis dan pedoman dalam pemilihan, produksi, dan pengujian pelumas.

Artikel ini akan membahas peran penting standar tersebut, jenis-jenis klasifikasinya, serta bagaimana standar ini digunakan dalam praktik industri.


1. Standar ISO (International Organization for Standardization)

a. ISO VG (Viscosity Grade)

ISO menetapkan sistem klasifikasi viskositas oli industri melalui standar ISO 3448. Nilai ISO VG menunjukkan kekentalan oli pada suhu 40°C, dinyatakan dalam satuan centiStoke (cSt).

ISO VG Rentang Viskositas (cSt @ 40°C)
32 28.8 – 35.2
46 41.4 – 50.6
68 61.2 – 74.8
100 90 – 110
150 135 – 165

b. ISO 6743 – Classification System

ISO juga mengatur klasifikasi oli industri berdasarkan aplikasi:

  • HL: Oli hidrolik biasa
  • HM: Oli hidrolik dengan aditif anti-aus
  • CL/CK: Oli gear industri
  • T: Oli untuk turbin

📌 Referensi:

  • ISO 3448: Industrial Liquid Lubricants
  • ISO 6743: Lubricants Classification

2. Standar DIN (Deutsches Institut für Normung)

DIN adalah lembaga standarisasi Jerman yang banyak digunakan di sektor industri Eropa. Salah satu standar penting adalah:

DIN 51524 – Hydraulic Oil

  • Part 1 (HL): Oli dengan anti-korosi dan oksidasi
  • Part 2 (HLP): Ditambah anti-wear (anti-aus)
  • Part 3 (HVLP): Stabilitas viskositas suhu tinggi

Contoh:

  • DIN HLP 46: Oli hidrolik dengan viskositas ISO VG 46 dan aditif AW

DIN 51517 – Gear Oil

  • CL: Tanpa aditif EP
  • CLP: Dengan aditif Extreme Pressure

📌 Referensi:

  • DIN 51524-2: HLP Hydraulic Oils
  • DIN 51517-3: CLP Gear Oils

3. Standar SAE (Society of Automotive Engineers)

SAE lebih dikenal dalam klasifikasi oli otomotif, tetapi beberapa standar juga digunakan dalam aplikasi industri ringan.

SAE Viscosity Grade (SAE J300)

  • Klasifikasi berdasarkan viskositas pada suhu dingin dan panas (misalnya: SAE 15W-40)
  • Biasanya digunakan untuk mesin diesel industri ringan dan generator

SAE J306 – Gear Oil

Khusus untuk pelumas gir dan transmisi:

SAE Grade Viskositas @ 100°C (cSt)
75W-90 13.5 – 24.0
80W-90 13.5 – 18.5
85W-140 24 – 41

📌 Referensi:

  • SAE J300: Engine Oil Viscosity Classification
  • SAE J306: Gear Lubricant Classification

Mengapa Standar Ini Penting?

  1. Kompatibilitas global: Produsen dan teknisi dari berbagai negara bisa menggunakan referensi yang sama.
  2. Konsistensi performa: Menjamin oli bekerja sesuai ekspektasi dalam suhu, tekanan, dan beban tertentu.
  3. Meningkatkan efisiensi: Penggunaan oli sesuai standar dapat mengurangi keausan dan meningkatkan umur mesin.
  4. Kemudahan pemilihan: Teknisi bisa dengan mudah memilih oli dari berbagai merek karena parameter teknisnya sudah terstandar.

FAQ: Standar Oli Industri

1. Apa itu ISO VG 46 dan kapan harus digunakan?

ISO VG 46 adalah oli dengan viskositas 41.4–50.6 cSt pada 40°C. Umumnya digunakan di sistem hidrolik tekanan sedang.

2. Apakah DIN dan ISO bisa saling menggantikan?

Seringkali iya, karena keduanya mengikuti praktik internasional. Tapi tetap perhatikan instruksi OEM mesin.

3. Kenapa SAE jarang digunakan di industri?

Karena SAE lebih difokuskan pada otomotif. Untuk industri berat, ISO dan DIN lebih umum.

4. Apa risiko jika tidak mengikuti standar oli?

Dapat menyebabkan keausan dini, overheat, atau bahkan kerusakan total pada sistem mesin.

5. Bagaimana cara tahu oli sudah sesuai standar?

Lihat label produk dan data teknis (TDS – Technical Data Sheet) dari produsen.


Kesimpulan

Standar seperti ISO, DIN, dan SAE sangat penting dalam pemilihan oli industri yang sesuai dengan spesifikasi mesin dan kondisi kerja. Dengan memahami perbedaan dan fungsi dari masing-masing standar, teknisi dan operator industri dapat mengambil keputusan yang tepat dan meningkatkan efisiensi serta keandalan sistem mesin.

Jangan ragu untuk meminta TDS dan MSDS dari supplier oli, dan selalu sesuaikan spesifikasi pelumas dengan manual mesin pabrikan agar tidak terjadi kegagalan sistem atau over-maintenance.

Artikel Terkait:

Apa Itu Oli Industri dan Fungsinya?

Apa Itu TDS dan MSDS dalam Oli Industri?

Jenis-Jenis Oli Industri: Mineral, Semi-Sintetis, dan Full Sintetis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *