Banyak pengendara mengira bahwa mengganti oli otomatis akan membuat mesin halus. Namun kenyataannya, tidak sedikit yang mengeluhkan mesin tetap kasar meskipun oli baru diganti. Fenomena ini bisa menandakan masalah mekanis, pemilihan oli yang tidak tepat, atau residu internal mesin yang tidak hilang hanya dengan penggantian oli rutin.
Dalam dunia otomotif profesional, ini disebut sebagai “post-change roughness” — kondisi ketika mesin masih bergetar, bersuara keras, atau terasa berat setelah pergantian oli.
1. Oli Tidak Sesuai Spesifikasi Mesin
Pemilihan viskositas yang tidak sesuai adalah penyebab paling umum. Misalnya, menggunakan oli 0W-20 pada mobil berusia lebih dari 10 tahun akan membuat pelumasan kurang optimal karena celah piston sudah melebar.
Sebaliknya, oli terlalu kental seperti 20W-50 pada mesin kecil bisa menghambat sirkulasi awal, membuat komponen bergesekan kasar saat suhu belum optimal.
Solusi:
Selalu gunakan oli sesuai rekomendasi pabrikan atau kondisi mesin. Untuk mobil berumur di atas 10 tahun, Axson Lube High-Mileage 15W-50 dengan teknologi seal conditioner dan aditif anti-aus ZDDP sangat disarankan.
2. Endapan Sludge Masih Tersisa
Meskipun oli baru sudah dituangkan, sisa sludge (lumpur oli) dari oli lama bisa tetap menempel di dinding mesin, saluran oli, atau filter.
Akibatnya, oli baru tidak mengalir sempurna — pelumasan tidak merata, sehingga mesin terasa kasar terutama di putaran rendah.
Solusi:
Gunakan oli dengan teknologi detergent dispersant aktif yang mampu melarutkan residu lama tanpa merusak lapisan pelindung logam. Contohnya, Axson Lube High-Mileage 15W-50 dengan formula anti-sludge terbukti membersihkan saluran oli hingga 20% lebih efisien dibanding oli konvensional.
3. Tekanan Oli Tidak Stabil
Jika mesin kasar sesaat setelah ganti oli, bisa jadi tekanan oli belum stabil.
Hal ini biasanya terjadi ketika filter oli tidak terisi penuh (belum primed) atau pompa oli menyesuaikan viskositas baru.
Kondisi ini umum pada mesin tua dengan pompa oli yang sudah menurun performanya.
Solusi:
Setelah ganti oli, biarkan mesin idle selama 2–3 menit sebelum digas. Ini memberi waktu bagi oli baru mengisi seluruh jalur pelumasan dan mencapai tekanan optimal.
4. Komponen Internal Sudah Mengalami Keausan
Mesin dengan bearing crankshaft aus, ring piston longgar, atau lifter hidrolik lemah tetap akan berbunyi kasar meskipun oli baru.
Oli baru hanya mengurangi gesekan, tapi tidak memperbaiki toleransi logam yang sudah longgar akibat usia pakai.
Solusi:
Lakukan pemeriksaan kompresi dan tekanan oli. Jika hasilnya di bawah standar, pertimbangkan overhaul ringan.
Gunakan oli dengan aditif anti-wear tinggi (ZDDP) seperti Axson Lube Classic Series agar lapisan pelindung logam lebih kuat.
5. Oli Baru Belum “Break-In” dengan Mesin
Oli baru membutuhkan beberapa ratus kilometer untuk menyesuaikan diri dengan kondisi permukaan mesin — disebut proses reconditioning.
Pada periode awal, gesekan mikro masih terjadi sebelum lapisan film oli terbentuk sempurna. Inilah yang menyebabkan mesin terasa kasar untuk sementara.
Solusi:
Setelah ganti oli, hindari beban berat atau akselerasi ekstrem selama 200–300 km pertama. Proses ini memungkinkan oli menyesuaikan diri dan membentuk film pelumas yang stabil.
6. Filter Oli Tersumbat atau Tidak Diganti
Sering kali, pengguna mengganti oli tapi tidak mengganti filter oli. Padahal, filter kotor dapat menahan sirkulasi oli baru. Akibatnya, beberapa bagian mesin tidak terlumasi sempurna, menimbulkan suara ketukan halus (ticking noise).
Solusi:
Selalu ganti filter setiap kali ganti oli. Gunakan filter dengan media synthetic microfibre untuk sirkulasi oli yang lebih cepat dan bersih.
7. Oli Terlalu Murah dan Tidak Mengandung Additive Balance
Beberapa oli murah tidak memiliki keseimbangan antara detergent, anti-foam, dan anti-wear. Hasilnya, meskipun baru, oli tidak mampu membentuk film pelindung kuat. Mesin tetap terasa kasar, terutama saat suhu kerja tinggi.
Solusi:
Gunakan oli dengan sertifikasi API SL/SM atau ILSAC GF-4 ke atas, yang menjamin kualitas aditif lengkap.
Axson Lube memastikan keseimbangan additive sehingga suara mesin lebih halus hingga 30% dibanding oli standar (berdasarkan uji NVH, 2024).
Kesimpulan
Mesin kasar meski oli baru bukan sekadar masalah kualitas oli, tapi cerminan kondisi internal mesin dan kesesuaian viskositas.
Gunakan oli berkualitas tinggi dengan teknologi High-Mileage untuk mesin tua, dan pastikan penggantian oli selalu disertai penggantian filter.
Dengan pemilihan oli tepat seperti Axson Lube High-Mileage 15W-50, Anda bisa mengembalikan keheningan mesin tanpa overhaul besar.
Referensi
-
SAE Technical Paper 2020-01-1035 — “Oil Viscosity Influence on NVH and Friction in Internal Combustion Engines”
-
API Lubricants Specification Handbook (2023 Edition)
-
Axson Lube NVH Reduction Test, Jakarta (2024)
-
Castrol Engineering Whitepaper — “Residual Sludge Effects on Lubrication Film” (2022)
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Q: Apakah oli baru bisa menyebabkan mesin kasar?
A: Bisa, terutama jika viskositas terlalu encer atau oli tidak cocok dengan kondisi mesin.
Q: Kenapa mesin lebih halus setelah beberapa hari?
A: Karena oli baru butuh waktu membentuk lapisan pelindung stabil di seluruh komponen.
Q: Apakah oli sintetis bisa menyebabkan suara kasar?
A: Tidak, tapi oli sintetis dengan viskositas rendah bisa kurang cocok untuk mesin tua yang celahnya sudah melebar.
Q: Apakah perlu flushing sebelum ganti oli?
A: Disarankan jika oli lama mengandung banyak sludge. Gunakan oli dengan teknologi cleaning additive agar residu lama larut perlahan.
Q: Apakah Axson Lube cocok untuk mobil 10 tahun ke atas?
A: Ya, Axson Lube High-Mileage 15W-50 dirancang khusus untuk mesin berumur agar tetap halus, kering, dan tidak cepat aus.